Aku yang biasa, tiba-tiba tersihir,
oleh senyummu yang hangat seperti mentari pagi.
Dunia berputar cepat, tapi hanya kaulah yang kulihat,
di antara keramaian, suaramu yang paling ingin kudengar.
Kakiku seperti menginjak awan,
hatiku berdegup bukan main.
Apa ini? Tiba-tiba kupahami…
kupu-kupu di perut ini ternyata cinta.
Kau menyapa, dan aku jadi puisi,
kata-kataku tersendat, mataku menari-nari.
Aku yang biasanya berani, kini jadi malu-malu kucing,
terjebak dalam rindu yang manis tapi menggelisahkan.
Tiba-tiba cinta datang tanpa permisi,
mengubah langkah biasa jadi tarian bahagia.
Aku ingin kau tahu, tapi takut kau berlari,
jadi kubiarkan kupu-kupu ini terbang sendiri.
Mungkin nanti, saat kau juga merasakan,
kita akan tertawa mengenang hari ini…
saat tiba-tiba cinta menjadikanku gadis kecil,
yang tersipu setiap mendengar namamu disebut.